Jl. Arteri Soekarno Hatta 10A-B PIN :7E76F4EB Telp:085640980491

Saturday, June 7, 2014

RUMAH DINAS BUPATI PATI



Adipati Jayakusuma cukup lama memegang kekuasaan Kadipaten Pesantenan,dan pesantenan makin aman,tentram,dan makmur,Jayokusumo menguasai Kadipaten Pesantenan yang dibantu oleh patih Singsari Sapayana,sangat maju,beliau mengaku Kukuasan kadipaten :adil,sangat disenangi seluruh kawula Rakyat Pesantenan.Rakyat Pesantenan bekkasa carangsoko maupun Rakyat “ kidul kali”bekas Paranggrodoyang wilayahnya sampai bukit kendengselatan berbatasan dengan Grobogan yang dikuasai,ternyata bisa bersatu dengan hidup rukun tenang tentram.Aipati Joyokusumo sangat dicintai oleh para kawula rakyat Pesantenan,dan di segali oleh para rakyat punggawa para pera pelaksana pemerintahannya.

Adipati Jayokusumo Kembangjoyo wafat dengan umur tua.Adipati Joyokusumo hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu “Raden Tambra”. Setelah ayahnya wafat,Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan,dengn gelar”Adipati Tambranegoro”. Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati Tambranegara bertindak arif dan bijaksana.Menjadi songsong agung yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya,serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya.Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan dan kesejahteraan semakin meningkat.
Sementara itu kerajaan Majapahit sudah berdiri,Adipati Tambranegara mengikuti penguasa pusat di Majapahit,dengan demikian Adipati Tambranegara  di dalam kekuasaan Kerajaan  Majapahit mengakui kedaulatan Kerajaan Majapahit,dan pada masa itu juga Adipati Tambranegara membangun tempat beru yang akan digunakan induk kota kadipaten  yang baru,di bangun di Dukuh Kaborongan yang letaknya tidak terlalu jauh dari Pesantenan di Daerah Dukuh Kemiri,letak Kaborongan sebelah barat Kemiri,tanahnya agak geneng untuk menghindari genengan air.
Tersebutlah Adipati Tambranegara,setelah pembanguan di Kaborongan itu selesai,maka Adaipati Tambranegara meninggalkan Pesantenan menuju ke induk kota yang baru di daerah  dukuh Kaborongan,maka di resmikan lah dengan nama yang baru juga yang di beri nama :PATI,sebagai induk kota pusat pemerintahan yang hingga sekarang ini,Kadipaten Pesantenan disebut Kadipatean Pati,dengan wilayah tetap,bekas wilayahPesantenan hanya namanya, diubah menjadi Pati,dan pusat Kadipatennya di pindah ke tanah Kaborongan itu tadi.Penguasa tunggal,sebagai Kepala pemerintahan Kadipaten juga tetap Adipati Tambranegara yang ikut mengakui kekuasaan Kerajaan Baru di pusat pengusaan di kerajaan Majapahit
Pemindahan pusat Kadipaten dari tanah dukuh kemiri di pindah ketanah dukuh Kaborongan inilah yang merupakan hari jadi Pati atau kelahiran Pati,dan Adipati Tambranegara sebagai sebagai penguasa Pati yang pertama yang melahirkan nama Pati,yang dikirakan terjadi pada tahun :1323 M.Majapahit sudah berkuasa
Pada tanggal 7 Agustus 1323 hari kepindahan Kadipaten Pesantenan  di Dukuh Kemiri ke wilayah dukuh Kaborongan,menjadi Hari Jadi Kabupaten Pati dengan di tandai tahun tradisi Suryasengkolo (tahun suryab= tahun matahari),Surya sengkolo itu berbunyi “Kridhaning panombah gebyaring bumi “makna kalimat  dengan kerja keras  (krida) dan berdoa (panembah) kita gali mafaat dari bumi (gebyaring bumi),untuk kesajahteraan Pati.Kalimat surya sengkala itu juga menjukkan angka tahun matahari untuk lahirnya Kabupaten Pati : krida ; berarti 3, panembah : 2; gebyar :3 ;bumi :1.Dibaca  dari belakang  dari arah ke kanan ke kiri :1323.Inilah yang disebut Songkalan,tahun tradisi jawa,yang berupa kalimat mengacung angka,juga mengandung arti sesuai dengan tujuannya,pada arti kalimatnya.
Demikian Sejarah Hari Jadi Pati yang memang berdasarkan sejarah Adipati Tombranegara pindah dari kemiri dan membuat pusat Kadipaten baru di Kaborongan itu,pindah dari Kemiri berdiri meningggalkan Pesantenan,sebagai kota pusat Pemerintahan saat itu,dan di Kaborongan berarti mendirikan pusat yang baru dan mengganti nama dengan Pati itu ,sama sekali tidak mempengaruhi dengan wilayah kekuasaan Kadipaten yang dikuasai jaman Pesantenan
            Adipati Tambranegara memerintah Kadipaten Pati sampai tua juga  seperti ayahnya dan juga mempunyai satu orang anak laki –laki yang bernama  Raden  Tanda setalah Adipati Tambranegara wafat  Raden Tanda menggantikan ayahnya dengan gelar Adipati Tandanegara,Adipati yang ke II, Dan Kadipaten Pati tetao menginduk  kekuasaan Kerajaan Majapahit,Tidak di ketahui sampai kapan Adipati Tandanegara berkuasa di Pati sebagai Adipati ke II.Adipati Tandanegara tidak mempunyai anak ,karenanya setelah beliau wafat,tidak ada penggantinya.
            Setelah wafatnya Adipati Tandanegara,di Pati tidak ada  Adipati lagi,dari kerajaan Majapahit pun  tidak mengangkat Adipati untuk daerah,jadi penguasa pemerintah daerah Kadipaten Pati setelah Adipati wafat,tidak di urusi Adipati lagi,namun demikian Pemerintah daerah bekas Kadipaten Pati ini tetap terurus baik,karena para tkoh – tokoh daerah terampil dalam menanganinya,tokoh – tokoh yang dimangsud ialah para pemuka rakyat yang  bergelar Ki Gedhe atau para ki Ageng,di antaranya  ki Ageng Ranggawangsa,ki Gedhe Jiwanala.Ki Ageng Plangitan dan ki Ageng Jamboyang.Tokoh – tokoh Pemuda Rakyat bekas Kadipaten Pati :empat Ki Ageng itulah yang memegang pemerintahan Pati sampai nanti ada penguasa Daerah yang baru,Adipati yang baru.Yang demikian ini ternyata bertahun – tahun Pati kosong Adipati,malah hingga runtuhnya Kerajaan Majapahit pun  di Pati masih diurusi tokoh – tokoh rakyat dari empat Ki Ageng itu turun – tumurun sampai dengan kerajaan Demak berdiri,pun di Pati belum ada Adipati,Demak pun tidak mengkat pengusaha di Kadipaten Pati, baru pada jaman Kerajaan Pajang,Kadipaten Pati ada Pengusa Daerah,ada Adipati lagi.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : RUMAH DINAS BUPATI PATI

0 komentar:

Post a Comment